Header Ads

Pecco Menang Lagi, Marquez Podium Lagi, Adek Pedro Crash Lagi

Gambar diambil dari YouTube

MotoGP 2024 menyisakan 5 balapan lagi. Kali ini, kita berada di seri ke-16, tepatnya di Sirkuit Motegi, Jepang. Sirkuit ini saya sebut-sebut cocok banget untuk Honda dan Yamaha karena sering menang di sana sebelum pandemi COVID-19. Dan GP Jepang 2024 sekaligus menjadi balapan kandang terakhir bagi Takaaki Nakagami (LCR Honda) sebagai full time rider. Taka memang disamakan dengan Nico Hulkenberg karena keduanya sama-sama dapat pole sekali, tetapi keduanya tidak pernah podium.

Seri kedua Asia ini menjadi salah satu seri terpenting di klasemen MotoGP 2024. Selisih poin mereka 15 poin usai sprint. Persaingan Jorge dan Pecco membuat saya teringat pada Rossi-Lorenzo pada 2015 silam. Bagaimana dengan Pedro Acosta yang ingin membalas kesalahan pada sprint usai terjatuh? Apakah dia akhirnya berhasil meraih kemenangan pertama di kelas MotoGP? Mari kita simak.

Kemulusan Pecco di awal balap

Saat start balapan berlangsung, Pecco langsung melaju mulus di depan usai menyalip Acosta. Sedangkan Vinales lagi-lagi startnya buruk. Ia turun dari grid ke-3 ke posisi ke-9. Tampaknya, The Top Gun harus sering practice start di akhir sesi latihan. Marquez dan Martin sama-sama melesat dari grid ke-9 dan 11 hingga posisi ke-5 dan ke-6.

Saking agresifnya, Marquez sudah mulai melaju kencang di barisan depan. Ia mencoba menyalip Bastianini di tikungan 9, tetapi Bestia berhasil mempertahankan posisinya, bahkan nyaris saja bersenggolan. Bahkan, ia juga memanfaatkan kesalahan Binder untuk mengambil alih posisi ke-3.

Seiring dengan banyaknya aksi overtake di putaran pertama, Martin memberi keuntungan dari kesalahan Marc dengan menyalipnya di tikungan hairpin. Akan tetapi, Marc dan Enea justru kehilangan posisi mereka usai disalip Jack Miller yang cukup gacor di awal balapan. Jack menjalankan balapan ini dengan aerodinamika baru untuk meningkatkan kecepatan motor agar tetap mulus dan tidak mudah wheelie saat keluar tikungan.

Sementara itu, di belakang, Alex Marquez menabrak bagian belakang motor Joan Mir di tikungan 11. Ia ngaku ban depannya tiba-tiba menabrak Joan saat sedang menyalip. Tetapi, senggolan mereka tak terhindarkan. Mereka terjatuh dan gak bisa melanjutkan balapan. Atas insiden tersebut, Alex dihukum long lap penalty pada seri berikutnya di GP Australia.

Acosta lagi enak-enaknya ngejar Pecco untuk menang, tapi nyatanya...

Pada putaran ke-3, Marc berhasil menyalip Miller di tikungan 5 untuk merebut P5, lalu Jack kehilangan posisinya lagi usai disalip Bastianini di tikungan hairpin, namun ia justru melebar dan Jack berhasil mempertahankan posisinya di lintasan lurus, bahkan ia berhasil manahan kecepatan Ducati yang terlalu OP di lintasan lurus.

Ada seseorang terjatuh di tikungan terakhir. Ternyata... oh tidak!!! Acosta malah jatuh lagi saat mengejar Pecco untuk memimpin balapan. Ya ampun, dek Pedro... kamu ngepush terlalu kencang sehingga ndlosor. Dia jatuh seperti saat memimpin balapan di sprint... Si bocil ini terlalu ambisius untuk mengejar mimpinya di MotoGP, namun mimpinya malah terbuang sia-sia. Sama saja seperti Marquez saat di Honda, ketika mengejar para rivalnya untuk memimpin balapan pada waktu itu. Padahal, ia berhasil mengunci gelar rookie of the year. Ya, ini yang disebut rookie mistake. Wajar saja kalau dek Pedro jatuh saat bersaing memperebutkan posisi pertama. Apalagi, ia berkata bahwa kalau begitu dapat pole pertama di kelas mana pun, baik di Moto3, Moto2, maupun MotoGP, ia selalu membuat kesalahan besar. Tidak seperti sprint, ia melanjutkan balapan. Tenang dek, jangan sedih, peluang menang pasti waktunya akan tiba, it will be come....

Pecco sunmori, Marquez makin ngegas

Usai kecelakaan Acosta, Pecco leluasa sunmori di depan. Demikian pula dengan Martin yang juga mencari kecepatannya setelah menyalip Binder di tikungan 1 untuk merebut posisi ke-2. Poin demi poin itu SANGATLAH penting di klasemen sementara.

Pada putaran ke-5, Marquez mulai menempel Binder sehingga ia berhasil menyalip pembalap KTM tersebut di tikungan 5 untuk mengambil alih posisi ke-3. Target selanjutnya adalah siapa? Jorge Martin. Dengan kekuatan mesin GP24 yang lebih kencang dari GP23, jangan harap Marc bisa menyalipnya untuk merebut posisi ke-2.

Sejak Marquez P3, cuaca menjadi peran penting dalam balapan

Pada putaran ke-7, Martin memangkas gap dengan Bagnaia hingga 0,9 detik. Ini menjadi peluang bagi pembalap Prima Pramac Racing tersebut untuk bersaing memperebutkan pimpinan balapan. Akankah ia berhasil?

Sementara itu, Bastianini menempel Binder, yang mulai kehilangan grip ban belakangnya. Ia berusaha menyalip, namun Brad berhasil mempertahankan posisinya. Motor MotoGP era sekarang ini hanya fokus pada perkembangan teknologi, salah satunya aerodinamika. Perkembangan demi perkembangan ini membuat MotoGP tidak menarik lagi. Saya berharap Dorna menghapus aturan tersebut untuk musim 2025 dan seterusnya serta mengembalikan motor MotoGP era dulu zaman Rossi pada 2007-2013.

Di depan, Pecco mulai ketar-ketir karena Martin mulai mendekat karena gapnya turun menjadi 0,6 detik. Balapan ini dijamin menjadi salah satu balapan terseru musim ini.

Pada putaran ke-10, bendera putih dikibarkan yang berarti hujan gerimis mulai turun, tetapi hujannya justru tidak jadi turun. Sementara itu, Bastianini berhasil menyalip Binder ui tikungan 3 untuk merebut posisi ke-4. Berikutnya, Enea mulai mengejar Marquez yang mulai keteteran mengejar Martin.

Hujan berhenti, balapan makin membosankan

Pada putaran ke-11, Bagnaia menjaga jarak dengan Martin hingga 0,7 detik. Satu putaran kemudian, Maverick Vinales terjatuh di tikungan 5. Ia berhenti dari balapan.

Dan sejak saat itu, balapan ini semakin membosankan. Saya saja menonton balapan ini sampai ngantuk. Dan balapan ini juga disebut sebagai balapan touring motor. Perkataan ini sudah sering saya sebut sejak MotoGP berubah menjadi 'Ducati Cup'. Ada pepatah dari Lewis Hamilton bahwa dominasi Pecco bisa membuat penggemar MotoGP kebosanan seperti era Marquez pada 2019.

Pada putaran ke-14, Marquez melebar di tikungan 1. Hal ini dimanfaatkan Bastianini untuk mendekatinya hingga gap 1,2 detik. 4 putaran kemudian, Bastianini berhasil menempel Marquez dengan jarak mencapai 0,4 detik. Akan tetapi, GP23 milik Marc berhasil menjaga jarak dari GP24 milik Bastianini.

Posisi tersebut tidak berubah sama sekali hingga finish. Pecco memenangi balapan GP Jepang dengan jarak 1,4 detik dari Martin. Hasil tersebut membantu Pecco menjaga asa juara dunia 2024 dengan selisih 10 poin dari Martin.

Marquez, yang finish di posisi ke-3, menyebut balapan tersebut sebagai balapan yang membosankan dan tidak ada satupun aksi saling salip-menyalip di paruh kedua balapan ini. Semua penonton MotoGP, termasuk saya, setuju dengan perkataan Marc di parc ferme. Oleh karena itu, saya lebih memilih menonton balapan Moto3 dan Moto2 daripada MotoGP sebab balapan ini sudah seperti balapan touring motor.

Bagaimana dengan pabrikan Jepang di kandang? Johann Zarco finish ke-11 sebagai pembalap pabrikan Jepang terbai, diikuti Quartararo yang ternyata kehabisan bensin untuk kedua kalinya dalam 3 balapan! Sirkuit Motegi memang rumit untuk bahan bakar, namun siapa pun harus didiskualifikasi jika bahan bakar motor tidak mencapai batas. Motor Quartararo yang dijuluki 'Mio Karbu' oleh netizen ini akan diinvestigasi usai balapan.

Triple header usai, saatnya jeda untuk memulihkan diri. Selanjutnya, akan ada triple header yang dimulai di mana? Tepatnya di Sirkuit Phillip Island, Australia. Saya sangat menantikan balapan ini karena GP Australia selalu menyajikan balapan-balapan seru. Saya juga yakin balapan ini menjadi salah satu balapan terbaik di musim 2024. Saya bahkan berharap kepada Jorge Martin agar belajar dari kesalahan musim lalu untuk memilih ban yang tepat. Semoga saja Jorge bisa menang di sana.

No comments

Menang di Assen, Marc Marquez Samai Rekor Agostini

Tak terasa MotoGP 2025 sudah memasuki seri ke-10. Kali ini, kami berada di sirkuit Assen, Belanda. Sirkuit Assen sudah dikenal baik oleh pub...

Powered by Blogger.