Marquez Bersaudara Dominasi Balapan Perdana yang Panas di Buriram
Setelah menunggu sekitar 3 bulan lebih, MotoGP 2025 akhirnya resmi dimulai. Tepatnya pada Minggu, 2 Maret 2025, yang sekaligus merupakan hari kedua bulan puasa. Saya yakin para penggemar MotoGP ramai-ramai menonton balapan ini sembari ngabuburit. Apalagi, Marc Marquez disebut-sebut akan kembali ke dirinya yang dulu seperti musim 2014 setelah memenangi sprint kemarin.
Balapan Buriram musim ini berlangsung dalam kondisi cuaca yang sangat panas mencapai 36°C. Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi para pembalap dalam hal fisik dan kinerja motor dalam hal cengkeraman ban. Alhasil, semua pembalap, termasuk Marc Marquez memilih untuk menggunakan ban depan dan belakang keras.
Duo Marquez bersaudara berhasil mendominasi sesi tes pramusim, latihan bebas, kualifikasi, dan sprint. Akankah dominasi mereka berlanjut hingga balapan ini?
Sempat ngacir, Marc Marquez melambat demi tekanan ban
Setelah balapan utama dimulai untuk pertama kalinya musim ini, Marc Marquez langsung melejit ke depan. Sementara adik dari Marc, Alex, nyaris bersenggolan dengan Pecco dan tercecer ke urutan ke-4 di belakang Ai Ogura (Trackhouse) yang startnya luar biasa seperti di balapan sprint kemarin.
Tak lama berselang, Alex berhasil kembali ke posisi kedua usai menyalip Pecco di tikungan 7. Sementara itu, Jack Miller (Pramac Yamaha) dan Raul Fernandez (Trackhouse) berebut posisi kelima sepanjang putaran kedua.
Pada akhir putaran ketiga, Franco Morbidelli (VR46) berusaha untuk menyalip Ogura di tikungan 12, tetapi ia melebar dan mencoba lagi dengan kecepatan Ducati yang OP di lintasan lurus tepatnya sebelum masuk tikungan 3. Satu putaran berikutnya, Pedro Acosta (KTM) terjatuh di tikungan 1 dan bisa melanjutkan balapan. Awal karier KTM yang buruk bagi pembalap 20 tahun tersebut.
Saat balapan memasuki putaran ke-7, Marc Marquez tiba-tiba melambat saat keluar tikungan 3 dan membiarkan adiknya, Alex, memimpin balapan. Saya tidak tahu apa yang terjadi jika ia mengalami masalah mesin pada motor atau kehilangan kendali ban belakang.
Rupanya, Marquez sengaja melambat untuk menjaga tekanan ban belakang agar tetap sesuai dengan batasnya. Andai kata ia masih melaju, ia bisa terkena penalti sekitar 15 detik atau didiskualifikasi! Itulah alasan Marc melakukan hal tersebut.
Dimulainya Pertempuran Antar Saudara
Pada paruh kedua balapan, Marquez bersaudara mulai bersaing satu sama lain untuk meraih kemenangan. Ini adalah persaingan yang saya tunggu-tunggu sejak Alex naik ke MotoGP pada 2020 yang lalu.
Seperti biasa, Marc memilih untuk sabar, tenang, dan tidak mau ambil risiko besar untuk menyalip Alex. Ia juga menunggu ban depan dan belakang kerasnya hingga mencapai suhu optimal.
Sementara itu, persaingan ketat terjadi di barisan tengah dalam 3 putaran terakhir. Marco Bezzecchi (Aprilia) menyusul Miller yang kehilangan cengkeraman bannya di tikungan 3 pada putaran ke-17 untuk merebut posisi 6 besar.
Raul Fernandez menyalip Binder di tikungan 4 untuk merebut posisi ke-10. Sementara Maverick Vinales (KTM Tech 3), berusaha menyalip pembalap tuan rumah, Somkiat Chantra (LCR Honda Idemitsu) di tikungan terakhir, tetapi ia melebar dan harus berjuang lagi.
Usai Nge-voor, Marc gacor lagi
Empat balapan jelang balapan berakhir, Marc kembali meningkatkan kecepatannya dan berhasil menyalip Alex di tikungan 12. Pembalap Gresini tersebut harus mengakui kecepatan sang kakak tersebut karena ia kehilangan cengkeraman ban akibat suhu aspal yang semakin panas.
Marc mulai membuka jarak hingga meraih kemenangan pertama di musim ini. Akhir pekan yang sempurna bagi keluarga Marquez. Bagi Marc, ini adalah kemenangan yang diraih pada seri pembuka sejak Qatar 2014 saat ia masih membela Repsol Honda.
Marc juga menjadi pembalap pabrikan Ducati pertama yang meraih kemenangan pada debutnya sejak Casey Stoner pada Qatar 2007. Ia berada di posisi teratas dengan 37 poin. Ini juga menjadi kali pertama Marquez memimpin klasemen dalam 93 balapan, tepatnya di GP Valencia 2019.
Setelah GP Thailand, saya prediksi Marc akan memenangi dua balapan secara beruntun karena dua seri berikutnya adalah sirkuit favorit pembalap 32 tahun tersebut, yakni di Termas de Rio Hondo dan Austin. Akankah dua kemenangan tersebut terwujud? Nantikan jawabannya pada dua pekan mendatang.
Post a Comment