Apotek Tutup: Marc Marquez Tak Tersentuh di GP Aragon
MotoGP musim 2025 memasuki seri ke-8 di sirkuit MotorLand Aragon. Persaingan juara dunia MotoGP 2025 antara Marquez bersaudara kian memanas usai finis 1-2 pada balapan sprint kemarin. Sedangkan Pecco terus tertinggal setelah hanya bisa finis ke-12 pada balapan singkat itu. Sampai kapan Pecco terus bermasalah seperti ini?
Sirkuit MotorLand Aragon sangat dikenal oleh Marquez bersaudara, dengan sang kakak Marc menang 6 kali, salah satunya pada musim lalu saat masih bersama tim Gresini Racing. Apalagi, sirkuit ini berlawanan jarum jam (anti-clockwise), yang membuat Marc menyukai dengan trek dengan tipe tersebut. Dan Aragon juga merupakan taman bermain Marquez bersaudara seperti di Buriram dan Argentina. Namun, sang adik, Alex, belum pernah menang di sana.
Dominasi Marc di Aragon sudah jelas terlihat sejak sesi latihan bebas pertama. Ia juga merebut pole position, menang balapan sprint, hingga tercepat di sesi pemanasan. Ia siap menghadapi salah satu tantangan kecilnya bersama adiknya. Bahkan, Ducati mengalami lose streak sejak Buriram-Australia 2022.
Apakah tren dominasi Marc terus berlanjut hingga balapan di Aragon untuk mengakhiri catatan buruk Ducati dalam dua seri terakhir? Mari kita lihat saja.
Balapan dimulai, duo Marquez mulus di depan
Saat start dilakukan, Marc dan Alex langsung ngacir di barisan depan. Rekan setim Marc, Pecco Bagnaia, naik satu posisi ke urutan ketiga. Sedangkan Franco Morbidelli (VR46), yang start dari posisi ketiga, malah merosot ke urutan 7 di belakang duo KTM Brad Binder dan Pedro Acosta, dan rider Gresini, Fermin Aldeguer.
Pada putaran kedua, Pedro Acosta memberikan perlawanan kepada salah satu rider Ducati, yaitu Pecco. Ia berhasil menyalipnya di tikungan 12. Tak lama berselang, Pecco memanfaatkan OP-nya motor Ducati di lintasan lurus dengan menyalip Acosta di tikungan terakhir.
Dua putaran kemudian, Acosta kembali mengancam Pecco di tikungan 1, tetapi Pecco berhasil kembali. Di belakang mereka, Morbidelli berhasil menyalip Binder untuk merebut posisi ke-5. Sayangnya, pembalap keturunan Italia-Brasil tersebut justru melebar di tikungan 5, sehingga Binder kembali ke posisinya semula.
Satu putaran berikutnya, Acosta kembali melebar di tikungan 1 Hal ini menjadi kesempatan Pecco untuk menjauh.
Seiring berjalannya balapan, Marc mulai ngacir sendiri di taman bermainnya
Marc Marquez mencatat rekor balapan tercepat dengan catatan waktu 1:47.428, melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh Luca Marini dengan 1:47.795.
Pada putaran ke-8, Marc mulai menjauh dari Alex dengan jarak sekitar 1 detik. Sementara, rekan setimnya, Pecco, berjuang keras untuk menahan posisi ketiga berkat tekanan dari Acosta.
Memasuki putaran berikutnya, Pecco mulai mengejar Alex yang kehabisan ban. Perebutan posisi kedua pun makin seru. Balapan ini hanya memutuskan siapa yang finis kedua karena Marc sudah balapan sendiri di depan.
Putaran demi putaran, kondisi aspal Aragon mulai licin dan para pembalap harus ekstra waspada untuk tidak keluar racing line. Seperti yang terjadi pada Brad Binder, yang terjatuh di tikungan 3 saat bersaing dengan Acosta. Sementara itu, pada putaran berikutnya, giliran Quartararo yang harus mencium aspal di tikungan 1. Mereka tidak bisa melanjutkan balapan.
Paruh kedua balapan, hanya persaingan papan tengah yang memuncak
Alex menjauh dari Pecco, sedangkan Pecco menjauh dari Acosta. Balapan ini berjalan membosankan dan banyak penggemar di rumah yang mulai mengantuk melihat jalannya balapan tersebut. Dan balapan ini tidak seru seperti di kelas Moto3 dan Moto2 yang pemenangnya sulit diprediksi. Andai saja jika aerodinamika yang menjijikkan itu dihapus dari segala motor MotoGP, balapan jadi lebih seru.
Pada putaran ke-14, Joan Mir (Honda) menyalip Fabio di Giannantonio (VR46) di tikungan 15. Tetapi, hanya untuk sesaat karena Diggia memanfaatkan kecepatan Ducati di lintasan lurus untuk menyalip juara dunia MotoGP 2020 tersebut di tikungan terakhir.
Pada putaran berikutnya, Mir berhasil menyalip Diggia di tikungan 7. Namun, manuver Mir justru membuat Diggia kehilangan posisi 8 ke Vinales. Namun, Maverick justru melebar di tikungan 8 dan harus kembali ke posisi semula di belakang pembalap VR46 tersebut.
Ducati menang lagi, pertanda dominasi Marquez
Satu-satunya pertarungan yang terjadi di balapan ini hanyalah perebutan posisi ke-5 saja. Pada putaran ke-18, Aldeguer berhasil menyalip Morbidelli di tikungan 15. Tak lama berselang, Franky berhasil memanfaatkan slipstream untuk menyalip balik pembalap Gresini tersebut di tikungan terakhir.
Sementara itu, Marco Bezzecchi (Aprilia) berhasil menyalip di Giannantonio untuk merebut posisi ke-9. Sebuah epic comeback yang luar biasa bagi pemenang Silverstone tersebut setelah hanya start dari posisi ke-20.
Empat putaran tersisa, Vinales terjatuh di tikungan 12 saat bersaing dengan Mir. Dia berhenti dari balapan.
Dua putaran kemudian, Aldeguer menyalip Morbidelli di tikungan 12. Tetapi, pembalap 30 tahun tersebut belum menyerah. Ia menyerang balik Fermin di tikungan 15, bahkan mereka nyaris bersenggolan.
Di depan, Marc melaju sendiri dengan gap mencapai sekitar 2 detik. Ia membalap hingga berhasil menang di kandangnya sendiri, diikuti Alex dan Pecco di posisi kedua dan ketiga. Ini adalah kemenangan keempat musim ini. Ducati berhasil menemukan jalan terbaiknya usai kesulitan di Silverstone.
Dominasi Marc di Aragon berakhir dengan sempurna usai memimpin sesi latihan bebas, kualifikasi, hingga pemanasan. Ini adalah kali pertama Marc finis pertama di semua sesi sejak GP Jerman 2015.
Di tengah kebahagiaan keluarga Marquez, ada seseorang yang berhasil meraih keajaiban. Ia adalah Joan Mir. Joan akhirnya berhasil finis aman di posisi ke-7. Ia adalah satu-satunya pembalap pabrikan Jepang yang finis 10 besar. Joan juga berhasil membawa Honda untuk full senyum usai Luca Marini absen karena cedera usai terjatuh saat latihan Suzuka 8 hours. Sungguh performa yang luar biasa!
Dengan kemenangan Marc Marquez, ia makin kokoh memimpin klasemen dengan 233 poin dan unggul 32 poin dari Alex.
Post a Comment