Marquez menangi balapan kacau di Misano
Marquez Menangi Sesi MotoGP Ter-Chaos Musim Ini
MotoGP musim 2024 memasuki seri ke-13 yang berlangsung di Sirkuit Misano, San Marino. Seri ini menjadi ajang pembalasan Pecco Bagnaia yang gagal finis di Aragon usai tabrakan dengan Alex Marquez.
Kondisi cuaca di Misano agak panas, tetapi di sesi balapan, hujan diperkirakan akan turun di pertengahan balapan. Balapan ini disebut-sebut sebagai salah satu balapan yang paling seru di musim 2024. Kok bisa?
Awal drama
Saat balapan dimulai, Pecco langsung melakukan start mulus dan langsung memimpin di tikungan 1. Jorge Martin melakukan start dengan baik seperti di balapan sprint kemarin, tetapi kali ini ia berada di urutan ke-2 di belakang Pecco. Sementara Marco Bezzechi justru merosot ke urutan ke-6 di belakang Marc Marquez. Ia bahkan turun ke urutan ke-9 setelah disalip Bastianini, Binder, dan Miller.
Pada putaran ke-2, Martin mencoba menyalip Bagnaia di tikungan ke-2, namun Pecco berhasil mempertahankan posisinya, bahkan keduanya nyaris saja bersenggolan. Di belakang mereka, Pedro Acosta mengalami insiden senggolan dengan Franco Morbidelli di tikungan 4 sehingga ia kehilangan winglet bagian kanan motornya.
Kedua pembalap ini tampaknya sudah tidak sabar untuk menyalip dua pembalap tuan rumah tersebut. Satu putaran kemudian, Acosta berhasil menyalip Morbidelli untuk percobaan keduanya di tikungan Quercia. Namun, Morbidelli berhasil merebut kembali posisi ke-3 berkat slipstream Ducati yang kencang di trek lurus.
Satu putaran kemudian, Acosta melebar di tikungan 13 akibat kerusakan winglet kanan. Tetapi, ia langsung jatuh begitu saja di tikungan berikutnya. Dia berhasil melanjutkan balapan, tetapi ia harus bertarung dari belakang. Sementara Bastianini berhasil menyalip Binder di tikungan 1 untuk merebut posisi ke-4. Bezzechi juga berhasil melewati Miller untuk merebut posisi ke-7. Namun, Miller berhasil merebut kembali posisinya.
Hujan mulai turun, balapan makin chaos hingga memicu flag-to-flag
Pada putaran ke-7, hujan gerimis mulai mengguyur sirkuit Misano. Morbidelli menjadi korban pertama yang terjatuh akibat lintasan yang licin. Di akhir putaran, Martin berjudi untuk masuk pit dengan ban basah dalam hal hujan turun makin deras pada putaran-putaran berikutnya. Tidak hanya Martin, Aleix Espargaro, Acosta, Alex Rins, Raul Fernandez, dan Maverick Vinales juga melakukan keputusan cepat untuk berganti ban.
Kondisi cuaca yang tidak menentu di balapan tentu saja menguntungkan bagi Marc Marquez, seperti dulu, tepatnya pada 2015-2017. Dia merangsek ke urutan 3 usai menyalip Bastianini di tikungan Quercia, lalu binder di tikungan 14, dan kemudian Bagnaia di tikungan ke-15 untuk memimpin balapan. Marquez benar-benar jago ketika kondisi cuaca tak menentu yang mengakibatkan balapan berlangsung flag-to-flag.
Martin lagi-lagi dilanda bencana besar
Hanya satu putaran dengan ban basah, hujan pun justru berhenti. Keputusan Martin untuk berganti dengan ban basah pun menjadi kesalahan besar. Dia kembali ke pit pada akhir putaran ke-10, tetapi ia harus menunggu lebih lama karena ban kering masih tertutup blanket.
Martin menyesali kesalahannya karena dia ingin memperlebar jarak dengan Pecco di klasemen jika ia berhasil memenangi balapan utama seperti musim lalu. Seperti yang dilakukan Charles Leclerc di Kanada. Akibatnya, ia di-overlap oleh Bagnaia dan Marquez.
Di balapan ini, penonton kecewa berat dengan Martin, padahal ia sudah memimpin klasemen dengan jarak 26 poin dari Pecco. Martin terbukti sudah melakukan kesalahan 5 kali saat bersaing merebut gelar juara dunia.
Pertama, ia melakukan kesalahan saat memimpin dengan jarak 3,5 detik di Mandalika. Kedua, ia salah memilih ban di Australia yang berujung menderita hingga finis ke-5 saat memimpin sepanjang balapan. Kesalahan Martin yang ketiga dan keempat adalah saat memimpin di Jerez dan Sachsenring.
Kesalahan kelima ini tentu menjadi kesalahan Martin yang benar-benar menjadi pelajaran berharga hingga seri terakhir di Valencia. Strategi ini mengingatkan saya pada Charles Leclerc pada F1 Monaco 2022.
Tiap kali saat kokoh memimpin klasemen, Martin selalu saja melakukan blunder. Ia pun jadi pembalap yang sering kena mental, bukan? Martin seharusnya lebih sering ke psikolog seperti Quartararo pada akhir 2020, agar ia terus bersaing dengan Pecco untuk meraih gelar juara dunia MotoGP 2024. Pantesan Ducati lebih memilih Marquez ketimbang Martin untuk musim depan.
Sempat bersaing dengan Marc, Pecco pilih bermain aman demi klasemen
Oke, kita kembali ke balapan. Pada putaran ke-10, Pecco bersaing dengan Marquez untuk memimpin balapan. 5 putaran kemudian, adik dari Marc, Alex, berhasil menyalip Miller di tikungan Quercia untuk merebut posisi ke-4. Sedangkan Bastianini bertengger di posisi ke-3.
Pada putaran ke-21, Marquez mulai menjauh dari Bagnaia dan memperlebar gap hingga 1,2 detik. Bagnaia telah memutuskan untuk bermain aman dan tidak mau mengambil risiko karena rivalnya, Martin, jauh di urutan ke-15.
4 putaran jelang finis, Binder berhasil menyalip Alex di tikungan 14, lalu mulai menjauh meninggalkan adik dari Marc tersebut. Dua putaran kemudian, Bezzechi juga berhasil menyalip Alex di tikungan yang sama.
Marc Marquez memimpin hingga balapan berakhir. Ia memenangi balapan dengan jarak 3,1 detik dari Bagnaia. Hal ini sekaligus menjadi raja Misano karena ia sudah 7 kali menang di sirkuit ini, jauh lebih banyak dari Rossi yang hanya meraih 3 kemenangan. Jumlah kemenangan tersebut membuat Vale marah besar karena sirkuit ini sering dipakai murid VR46 Academy untuk latihan menjelang balapan di akhir pekan.
Ini juga menjadi kemenangan ke-87 Marquez sepanjang karirnya, sekaligus 2 kemenangan beruntun dalam seminggu usai menang di Aragon. Hmph, ini menjadi pengalaman yang berbicara bagi kita karena ia selalu menang saat kondisi lintasan setengah basah dan setengah kering, terutama di Brno 2017. Para haters bakalan masuk gua, gak tuh? Tentu saja, karena selisih poin Marquez dengan Martin turun jadi 53 poin. Itu berarti Marquez masih bisa mengejar juara dunia ke-9! Kemenangan Marquez di Aragon dan Misano membuat saya teringat pada Bagnaia pada 2021. Apakah Marquez bisa menang di Sepang dan Valencia? Kita lihat saja nanti.
Hasil buruk yang didapatkan Martin akibat salah strategi membuat selisih poin di klasemen dengan Pecco turun menjadi 7 poin saja dengan total 312 poin. Seri berikutnya masih di Misano, sehingga Martin memiliki peluang balas dendam dengan kemenangan balapan sprint dan balapan utama. Tetap tenang dan tetap semangat, Jorge! Peluang juara dunia masih panjang hingga seri terakhir di Valencia!
Post a Comment